Wednesday, November 14, 2012

EKSEKUTIF MUDA



Kita seringkali mendengar kata eksekutif, apalagi eksekutif muda. Profesi ini tentu menjadi impian banyak orang dan ternyata semua orang bisa menjadi eksekutif sukses di bidangnya. Eksekutif adalah semua karyawan yang karena ilmu atau jabatannya mampu memberikan kinerja atau output yang positif bagi organisasi. Artinya, Eksekutif tidak terbatas pada jabatan Direksi atau Manajer saja, bahkan Kepala Ruangan Keperawatan, atau Kepala Unit Cleaning Service, yang mampu memberikan pelayanan yg memuaskan bagi pasiennya di RS adalah juga seorang Eksekutif. 

Ciri Eksekutif yg terpenting adalah "To get the right things Done". Bagaimana dia menyelesaikan pekerjaannya secara baik dan tepat dalam waktu yang tepat. Seorang eksekutif tidak bertanya:"Apa saja yg harus dikerjakan?”, tetapi bertanya:" Apa yang saat ini harus dikerjakan!". Lalu akan menilai". dari semua masalah yang bisa membuat perubahan, mana yang cocok untuk saya?" . karena mereka tak akan menangani masalah yang mereka tidak kuasai, mereka hanya memilih yg mereka kuasai saja. Mereka akan melepaskan masalah lain tadi pada orang yg tepat dan menguasai bidang tsb. Mereka tidak takut mempunyai bawahan yang jauh lebih pandai dari mereka.

Lalu bagaimana caranya agar bisa menjadi eksekutif muda yang sukses? Menjadi eksekutif muda yang sukses itu hal yang mudah, asalkan Anda sudah mengetahui kuncinya. Ada lima kunci umum yang bisa membuat Anda menjadi eksekutif muda yang handal dan sukses. Apa saja itu? Simak baik-baik penjelasan berikut ini:
1. Target Karier Pertama-tama, untuk menjadi eksekutif handal, kita harus membuat target karier yang ditulis dengan memetakan imajinasi atau lebih dikenal dengan mind mapping. Satu jalur untuk setiap target. Ini akan memudahkan kita dalam mencari pekerjaan seperti apa yang diinginkan.
2. Kompetensi Setelah memetakan target, Anda perlu meningkatkan kompetensi yang Anda miliki dalam bidang tersebut. Kembangkan kemampuan Anda dalam bekerja agar bisa bersaing dengan eksekutif-eksekutif lainnya. Dengan begitu kita akan menjadi pekerja yang baik yang dapat diandalkan
3. Konsistensi Setelah berhasil meningkatkan kompetensi, Anda harus bisa konsisten dengan kinerja Anda. Jangan sekali-kali malas, sungkan dan ngeluh dalam bekerja. Konsistenlah dengan pekerjaan Anda sejak awal jangan pernah menurunkan semangat bila perlu terus tingkatkan semangat itu baru konsisten.
4. Koneksi Untuk menjadi eksekutif muda yang handal Anda harus mempunyai koneksi yang luas. Kita harus mencari koneksi tempat bekerja yang cocok dengan kompetensi yang dimiliki. Agar nantinya kompetensi yang kita miliki bisa dimanfaatkan dengan semestinya.
5. Komitmen Komitmen untuk menjalankan pekerjaan dengan baik sangatlah penting jika ingin menjadi eksekutif muda. Karena dengan komitmen kita akan menjadi semangat, pantang menyerah dan senang dengan pekerjaan yang kita miliki sekarang. Selain lima hal itu, untuk bisa bertahan di tempat kerja yang baru diperlukan dua tips dan trik lain. Pertama, kenali tempat Anda melamar kerja kemudian ubah diri Anda dan sesuaikan dengan budaya tempat Anda bekerja. Itulah kunci menjadi eksekutif muda yang sukses dan handal dalam bekerja. Berusahalah menjadi yang terbaik dan bekerja dengan senang hati itu akan membantu Anda dalam mencapai impian Anda.
 

http://muhtarul12.blogspot.com/2010/01/eksekutif-muda.html
(downloaded 14/11/2012)
Kita seringkali mendengar kata eksekutif, apalagi eksekutif muda. Profesi ini tentu menjadi impian banyak orang dan ternyata semua orang bisa menjadi eksekutif sukses di bidangnya. Lalu bagaimana caranya agar bisa menjadi eksekutif muda yang sukses? Menjadi eksekutif muda yang sukses itu hal yang mudah, asalkan Anda sudah mengetahui kuncinya. Ada lima kunci umum yang bisa membuat Anda menjadi eksekutif muda yang handal dan sukses. Apa saja itu? Simak baik-baik penjelasan berikut ini: 1. Target Karier Pertama-tama, untuk menjadi eksekutif handal, kita harus membuat target karier yang ditulis dengan memetakan imajinasi atau lebih dikenal dengan mind mapping. Satu jalur untuk setiap target. Ini akan memudahkan kita dalam mencari pekerjaan seperti apa yang diinginkan. 2. Kompetensi Setelah memetakan target, Anda perlu meningkatkan kompetensi yang Anda miliki dalam bidang tersebut. Kembangkan kemampuan Anda dalam bekerja agar bisa bersaing dengan eksekutif-eksekutif lainnya. Dengan begitu kita akan menjadi pekerja yang baik yang dapat diandalkan 3. Konsistensi Setelah berhasil meningkatkan kompetensi, Anda harus bisa konsisten dengan kinerja Anda. Jangan sekali-kali malas, sungkan dan ngeluh dalam bekerja. Konsistenlah dengan pekerjaan Anda sejak awal jangan pernah menurunkan semangat bila perlu terus tingkatkan semangat itu baru konsisten. 4. Koneksi Untuk menjadi eksekutif muda yang handal Anda harus mempunyai koneksi yang luas. Kita harus mencari koneksi tempat bekerja yang cocok dengan kompetensi yang dimiliki. Agar nantinya kompetensi yang kita miliki bisa dimanfaatkan dengan semestinya. 5. Komitmen Komitmen untuk menjalankan pekerjaan dengan baik sangatlah penting jika ingin menjadi eksekutif muda. Karena dengan komitmen kita akan menjadi semangat, pantang menyerah dan senang dengan pekerjaan yang kita miliki sekarang. Selain lima hal itu, untuk bisa bertahan di tempat kerja yang baru diperlukan dua tips dan trik lain. Pertama, kenali tempat Anda melamar kerja kemudian ubah diri Anda dan sesuaikan dengan budaya tempat Anda bekerja. Itulah kunci menjadi eksekutif muda yang sukses dan handal dalam bekerja. Berusahalah menjadi yang terbaik dan bekerja dengan senang hati itu akan membantu Anda dalam mencapai impian Anda.

Read more at: http://ciricara.com/2012/01/09/ciricara-cara-jadi-eksekutif-muda/
Copyright © CiriCara.com
Kita seringkali mendengar kata eksekutif, apalagi eksekutif muda. Profesi ini tentu menjadi impian banyak orang dan ternyata semua orang bisa menjadi eksekutif sukses di bidangnya. Lalu bagaimana caranya agar bisa menjadi eksekutif muda yang sukses? Menjadi eksekutif muda yang sukses itu hal yang mudah, asalkan Anda sudah mengetahui kuncinya. Ada lima kunci umum yang bisa membuat Anda menjadi eksekutif muda yang handal dan sukses. Apa saja itu? Simak baik-baik penjelasan berikut ini: 1. Target Karier Pertama-tama, untuk menjadi eksekutif handal, kita harus membuat target karier yang ditulis dengan memetakan imajinasi atau lebih dikenal dengan mind mapping. Satu jalur untuk setiap target. Ini akan memudahkan kita dalam mencari pekerjaan seperti apa yang diinginkan. 2. Kompetensi Setelah memetakan target, Anda perlu meningkatkan kompetensi yang Anda miliki dalam bidang tersebut. Kembangkan kemampuan Anda dalam bekerja agar bisa bersaing dengan eksekutif-eksekutif lainnya. Dengan begitu kita akan menjadi pekerja yang baik yang dapat diandalkan 3. Konsistensi Setelah berhasil meningkatkan kompetensi, Anda harus bisa konsisten dengan kinerja Anda. Jangan sekali-kali malas, sungkan dan ngeluh dalam bekerja. Konsistenlah dengan pekerjaan Anda sejak awal jangan pernah menurunkan semangat bila perlu terus tingkatkan semangat itu baru konsisten. 4. Koneksi Untuk menjadi eksekutif muda yang handal Anda harus mempunyai koneksi yang luas. Kita harus mencari koneksi tempat bekerja yang cocok dengan kompetensi yang dimiliki. Agar nantinya kompetensi yang kita miliki bisa dimanfaatkan dengan semestinya. 5. Komitmen Komitmen untuk menjalankan pekerjaan dengan baik sangatlah penting jika ingin menjadi eksekutif muda. Karena dengan komitmen kita akan menjadi semangat, pantang menyerah dan senang dengan pekerjaan yang kita miliki sekarang. Selain lima hal itu, untuk bisa bertahan di tempat kerja yang baru diperlukan dua tips dan trik lain. Pertama, kenali tempat Anda melamar kerja kemudian ubah diri Anda dan sesuaikan dengan budaya tempat Anda bekerja. Itulah kunci menjadi eksekutif muda yang sukses dan handal dalam bekerja. Berusahalah menjadi yang terbaik dan bekerja dengan senang hati itu akan membantu Anda dalam mencapai impian Anda.

Read more at: http://ciricara.com/2012/01/09/ciricara-cara-jadi-eksekutif-muda/
Copyright © CiriCara.com
Kita seringkali mendengar kata eksekutif, apalagi eksekutif muda. Profesi ini tentu menjadi impian banyak orang dan ternyata semua orang bisa menjadi eksekutif sukses di bidangnya. Lalu bagaimana caranya agar bisa menjadi eksekutif muda yang sukses? Menjadi eksekutif muda yang sukses itu hal yang mudah, asalkan Anda sudah mengetahui kuncinya. Ada lima kunci umum yang bisa membuat Anda menjadi eksekutif muda yang handal dan sukses. Apa saja itu? Simak baik-baik penjelasan berikut ini: 1. Target Karier Pertama-tama, untuk menjadi eksekutif handal, kita harus membuat target karier yang ditulis dengan memetakan imajinasi atau lebih dikenal dengan mind mapping. Satu jalur untuk setiap target. Ini akan memudahkan kita dalam mencari pekerjaan seperti apa yang diinginkan. 2. Kompetensi Setelah memetakan target, Anda perlu meningkatkan kompetensi yang Anda miliki dalam bidang tersebut. Kembangkan kemampuan Anda dalam bekerja agar bisa bersaing dengan eksekutif-eksekutif lainnya. Dengan begitu kita akan menjadi pekerja yang baik yang dapat diandalkan 3. Konsistensi Setelah berhasil meningkatkan kompetensi, Anda harus bisa konsisten dengan kinerja Anda. Jangan sekali-kali malas, sungkan dan ngeluh dalam bekerja. Konsistenlah dengan pekerjaan Anda sejak awal jangan pernah menurunkan semangat bila perlu terus tingkatkan semangat itu baru konsisten. 4. Koneksi Untuk menjadi eksekutif muda yang handal Anda harus mempunyai koneksi yang luas. Kita harus mencari koneksi tempat bekerja yang cocok dengan kompetensi yang dimiliki. Agar nantinya kompetensi yang kita miliki bisa dimanfaatkan dengan semestinya. 5. Komitmen Komitmen untuk menjalankan pekerjaan dengan baik sangatlah penting jika ingin menjadi eksekutif muda. Karena dengan komitmen kita akan menjadi semangat, pantang menyerah dan senang dengan pekerjaan yang kita miliki sekarang. Selain lima hal itu, untuk bisa bertahan di tempat kerja yang baru diperlukan dua tips dan trik lain. Pertama, kenali tempat Anda melamar kerja kemudian ubah diri Anda dan sesuaikan dengan budaya tempat Anda bekerja. Itulah kunci menjadi eksekutif muda yang sukses dan handal dalam bekerja. Berusahalah menjadi yang terbaik dan bekerja dengan senang hati itu akan membantu Anda dalam mencapai impian Anda.

Read more at: http://ciricara.com/2012/01/09/ciricara-cara-jadi-eksekutif-muda/
Copyright © CiriCara.com

PERILAKU KONSUMEN



Dapat disimpulkan bahwa “PERILAKU KONSUMEN” yaitu sebuah sikap dari mulai mencari, memilih, menentukan, dan mengambil keputusan yang dilakukan oleh konsumen untuk memenuhi kebutuhan atau keinginannya. Semakin mahal harga dari barang atau produk yang diinginkannya, biasanya akan semakin sulit konsumen menentukan keputusan pembeliannya, karena semakin banyak pula yang perlu dipertimbangkan.

Pemahaman akan perilaku konsumen dapat diaplikasikan dalam beberapa hal, yang pertama adalah untuk merancang sebuah strategi pemasaran yang baik, misalnya menentukan kapan saat yang tepat perusahaan memberikan diskon untuk menarik pembeli. Kedua, perilaku konsumen dapat membantu pembuat keputusan membuat kebijakan publik. Misalnya dengan mengetahui bahwa konsumen akan banyak menggunakan transportasi saat lebaran, pembuat keputusan dapat merencanakan harga tiket transportasi di hari raya tersebut. Aplikasi ke tiga adalah dalam hal pemasaran sosial (social marketing), yaitu penyebaran ide di antara konsumen. Dengan memahami sikap konsumen dalam menghadapi sesuatu, seseorang dapat menyebarkan ide dengan lebih cepat dan efektif.

Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang dan focus group discussion untuk memahami apa makna sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.

Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survei untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen.

Pendekatan ketiga disebut sebagai sains pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal dengan sebutan moving rate analysis.

Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan yang dihadapi perusahaan tersebut.

Studi mengenai perilaku konsumen adalah sangat penting karena dalam menjalankan konsep pemasaran suatu perusahaan tanpa adanya suatu pemahaman dan pengertian tentang konsumen sasaran, suatu perusahaan tidak dapat dikatakan telah menjadikan konsep pemasaran sebagai pedoman walaupun perusahaan tersebut telah menjalankan fungsi pemasaran dengan baik. Untuk mengetahui dengan jelas perilaku konsumen ini, seorang pemasar harus melakukan penelitian sebagai langkah awal untuk mengetahui motivasi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian.

Menurut James F. Engel - Roger D. Blackwell - Paul W. Miniard dalam Saladin terdapat tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu :

  • Pengaruh lingkungan, terdiri dari budaya, kelas sosial, keluarga dan situasi. Sebagai dasar utama perilaku konsumen adalah memahami pengaruh lingkungan yang membentuk atau menghambat individu dalam mengambil keputusan berkonsumsi mereka. Konsumen hidup dalam lingkungan yang kompleks, dimana perilaku keputusan mereka dipengaruhi oleh keempat faktor tersebut diatas.
  • Perbedaan dan pengaruh individu, terdiri dari motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup, dan demografi. Perbedaan individu merupkan faktor internal (interpersonal) yang menggerakkan serta mempengaruhi perilaku. Kelima faktor tersebut akan memperluas pengaruh perilaku konsumen dalam proses keputusannya.
  • Proses psikologis, terdiri dari pengolahan informasi, pembelajaran, perubahan sikap dan perilaku. Ketiga faktor tersebut menambah minat utama dari penelitian konsumen sebagai faktor yang turut mempengaruhi perilaku konsumen dalam penambilan keputusan pembelian.
Pendekatan perilaku konsumen terdiri dari 2 bagian, yaitu:

a.Pendekatan Kardinal atau Cardinal Approach

Menurut pendekatan kardinal kepuasan seorang konsumen diukur dengan satuan kepuasan (misalnya:uang). Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan  yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung  pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total  (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa. Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsiAsumsi dari pendekatan ini adalah sebagai berikut:
  1. Konsumen  rasional,  artinya  konsumen  bertujuan  memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
  2. Berlaku hukum Diminishing  marginal  utility,  artinya yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
  3. Pendapatan konsumen tetap yang artinya untuk memenuhi kepuasan kebutuhan konsumen dituntut untuk mempunyai pekerjaan yang tetap supaya pendapatan mereka tetap jika salah satu barang di dalam pendekatan kardinal harganya melonjak.
  4. Uang mempunyai nilai subyektif yang tetap yang artinya uang merupakan ukuran dari tingkat kepuasan di dalam pendekatan kardinal semakin banyak konsumen mempunyai uang maka semakin banyak mereka dapat memenuhi kebutuhan mereka..
  5. Total utility adalah additive dan  independent. Additive artinya daya guna dari  sekumpulan   barang  adalah  fungsi  dari  kuantitas  masing-masing barang yang dikonsumsi. Sedangkan independent berarti bahwa daya guna X1 tidak dipengaruhi oleh tindakan mengkonsumsi barang X2, X3, X4 …. Xn dan sebaliknya.
b.Pendekatan Ordinal atau Ordinal Approach 

Dalam Pendekatan Ordinal daya  guna  suatu barang tidak  perlu diukur, cukup untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Pendekatan yang dipakai dalam teori ordinal adalah indefference curve, yaitu kurva  yang  menunjukkan kombinasi  2  (dua)  macam  barang konsumsi  yang memberikan tingkat kepuasan sama. Asumsi dari pendekatan ini adalah:
  1. Konsumen rasional artinya  konsumen  bertujuan  memaksimalkan kepuasannya dengan batasan pendapatannya.
  2. Konsumen  mempunyai  pola  preferensi  terhadap barang  yang  disusun berdasarkan urutan besar kecilnya daya guna yang artinya konsumen melihat barang dari segi kegunaannya.
  3. Konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu  artinya konsumen harus mempunyai uang untuk memenuhi kebutuhannya.
  4. Konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan maksimum artinya konsumen harus berusaha semaksimal mungkin walaupun hanya mempunyai uang terbatas untuk memenuhi kebtuhan mereka.
  5. Konsumen konsisten, artinya bila barang A lebih dipilih daripada B karena A lebih disukai daripada B, tidak berlaku sebaliknya
  6. Berlaku  hukum  transitif,  artinya  bila  A  lebih  disukai  daripada  B  dan  B lebih disukai daripada C, maka A lebih disukai daripada C.

(downloaded 14/11/2012)

LIFE STYLE


Pengertian "gaya hidup" menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah: pola tingkah laku sehari-hari segolongan manusia di dalam masyarakat. Gaya hidup menunjukkan bagaimana orang mengatur kehidupan pribadinya, kehidupan masyarakat, perilaku di depan umum, dan upaya membedakan statusnya dari orang lain melalui lambang-lambang sosial. Gaya hidup atau life style dapat diartikan juga sebagai segala sesuatu yang memiliki karakteristik, kekhususan, dan tata cara dalam kehidupan suatu masyarakat tertentu.

Gaya hidup menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Menurut Assael (1984, p. 252), gaya hidup adalah “A mode of living that is identified by how people spend their time (activities), what they consider important in their environment (interest), and what they think of themselves and the world around them (opinions)”.

Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia di sekitar (opini). Sedangkan menurut Minor dan Mowen (2002, p. 282), gaya hidup adalah menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selain itu, gaya hidup menurut Suratno dan Rismiati (2001, p. 174) adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat yang bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan keseluruhan pribadi yang berinteraksi dengan lingkungan.

Dari berbagai di atas dapat disimpulkan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu. Faktor-faktor utama pembentuk gaya hidup dapat dibagi menjadi dua yaitu secara demografis dan psikografis. Faktor demografis misalnya berdasarkan tingkat pendidikan, usia, tingkat penghasilan dan jenis kelamin, sedangkan faktor psikografis lebih kompleks karena indikator penyusunnya dari karakteristik konsumen.

Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi. Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup orang yang berprestasi.

Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
  • dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
  • Dalam struktur masyarakat modern,
  • status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
  • dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya. 
 
 
Sumber: http://carapedia.com/pengertian_gaya_hidup_menurut_kbbi_info1832.html
http://www.membuatblog.web.id/2010/04/pengertian-gaya-hidup.html
http://lifestyle-awan.blogspot.com/2009/03/pengertian-gaya-hidup.html

SHOPAHOLIC

Shopaholic berasal dari kata shop yang artinya belanja dan aholic yang artinya suatu ketergantungan yang disadari ataupun tidak. Menurut Oxford Expans (dalam Rizka, 2008) dikemukakan bahwa shopaholic adalah seseorang yang tidak mampu menahan keinginannya untuk berbelanja dan berbelanja sehingga menghabiskan begitu banyak waktu dan uang untuk berbelanja meskipun barang-barang yang dibelinya tidak selalu ia butuhkan.

Menurut penelitian dikemukakan bahwa 90% penderita shopaholic adalah perempuan, namun laki-laki juga mengalami shopaholic. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Stanford University mengatakan bahwa laki-laki juga mengalami shopaholic. Dengan demikian, perempuan dan laki-laki dapat menderita shopaholic.

 Perlu diketahui bahwa tidak semua orang yang suka berbelanja atau pergi ke mall dapat dikatakan shopaholic. Menurut Klinik Servo (2007), seseorang dapat dikatakan mengalami shopaholic jika menunjukkan gejala-gejala sebagai berikut:
  • Suka menghabiskan uang untuk membeli barang yang tidak dimiliki meskipun barang tersebut tidak selalu berguna bagi dirinya.
  • Merasa puas pada saat dirinya dapat membeli apa saja yang diinginkannya, namun setelah selesai berbelanja maka dirinya merasa bersalah dan tertekan dengan apa yang telah dilakukannya.
  • Pada saat merasa stres, maka akan selalu berbelanja untuk meredakan stresnya tersebut.
  • Memiliki banyak barang-barang seperti baju, sepatu atau barang-barang elektronik, dll yang tidak terhitung jumlahnya, namun tidak pernah digunakan.
  • Selalu tidak mampu mengontrol diri ketika berbelanja.
  • Merasa terganggu dengan kebiasaan belanja yang dilakukannya.
  • Tetap tidak mampu menahan diri untuk berbelanja meskipun dirinya sedang bingung memikirkan hutang-hutangnya.
  • Sering berbohong pada orang lain tentang uang yang telah dihabiskannya.
           Shopaholic dapat mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan yaitu:
  • Sering mengalami kehabisan uang padahal masih awal bulan.
  • Dapat mengakibatkan seseorang memiliki hutang dalam jumlah yang besar karena untuk memenuhi pikiran-pikiran obsesi untuk berbelanja dan berbelanja.
  • Dapat mengakibatkan seseorang dipecat dari pekerjaannya karena melakukan pemborosan dengan menggunakan uang perusahaan.
  • Memicu seseorang untuk melakukan tindak kriminal (seperti mencuri, memeras,korupsi dll) hanya karena ingin mendapatkan uang demi memnuhi dorongan untuk belanja yang terus-menerus dalam dirinya.
  • Dapat mengakibatkan perceraian karena pasangan dari si penderita shopaholic merasa tersiksa dengan uang yang selalu dihabiskan pasangannya hanya untuk berbelanja dan berbelanja.
  • Dapat mengakibatkan pertengkaran karena pemborosan yang dilakukan oleh penderita shopaholic.
  • Dapat mengakibatkan seseorang bunuh diri karena dalam dirinya selalu muncul pikiran-pikiran obsesi untuk berbelanja dan berbelanja dan si penderita merasa tersiksa jika tidak melakukan pikiran-pikiran obsesinya tersebut. 
            Mungkin saat ini, Anda sedang bertanya-tanya apa penyebab seseorang mengalami shopaholic? Menurut Klinikservo (2007), ada beberapa penyebab seseorang mengalami shopaholic, yaitu:
  • Seseorang menganut gaya hidup hedonis (materialis) dan mempersepsi bahwa manusia adalah human having. Human having adalah seseorang yang cenderung mempersepsi orang lain berdasarkan apa yang dimiliki (seperti punya mobil, rumah, jabatan). Human having ini akan mengakibatkan seseorang merasa terus kekurangan, selalu diliputi kecemasan, tidak akan termotivasi untuk mengejar kebutuhan pada tingkat yang lebih.
  • Kecemasan yang berlebihan karena mengalami trauma di masa lalu.
  • Iklan-iklan yang ditampilkan diberbagai media yang menggambarkan bahwa pola hidup konsumtif dan hedonis merupakan sarana untuk melepaskan diri dari stres.
  • Adanya pikiran-pikiran obsesi yang tidak rasional
 Solusi Mengatasi Shopaholic
Shopaholic dapat diatasi dengan CBT (Cognitive Behavioral Therapy) dan terapi relaksasi. CBT akan membantu penderita untuk mengatasi pikiran dan perilakunya yang tidak rasional dan mencegah penderita untuk melakukan kebiasaan belanja secara terus-menerus. Selain itu, terapi relaksasi berguna untuk membantu mengurangi kecemasan dan membantu penderita untuk rileks dalam menghadapi pikiran-pikiran obsesinya yang muncul. Penderita Shopaholic juga perlu dilatih untuk membedakan antara keinginan dan kebutuhan sehingga hal dapat mulai mengontrol kebisaan belanjanya yang tidak rasional.
 

Solusi Untuk Mencegah Seseorang Menderita Shopaholic
Agar Anda tidak mengalami Shopaholic maka sebaiknya sesegera mungkin Anda mengontrol diri Anda pada saat berbelanja dan mengatasi stres dengan cara yang positif. Anda dapat melakukan perencanaan pengeluaran Anda ketika akan pergi ke mall sehingga hal dapat mengontrol perilaku belanja Anda yang tidak terkontrol. Namun, Anda juga harus komitmen hanya membeli barang yang benar-benar Anda butuhkan bukan karena godaan sesaat. Selain itu, Anda perlu pembukukan pengeluaran-pengeluaran yang telah Anda lakukan dan mencatat barang-barang kebutuhan pokok apa saja yang memang perlu untuk dibeli sehingga Anda dapat mengontrol perilaku belanja.
Jika Anda merasa bahwa diri Anda mengalami gangguan obsesi kompulsif, sebaiknya Anda mencari tahu, apa akar masalah yang menyebabkan Anda kain hari kian gelisah, resah, cemas, tidak bisa tenang, dsb. Sebab, obsesif kompulsif itu merupakan tanda dari adanya masalah yang tidak selesai, atau dihadapi dengan cara yang keliru, sehingga menambah persoalan baru. Setiap orang pasti bisa tahu apa masalahnya, kalau mau jujur pada diri sendiri. Tapi, memang tidak mudah untuk mau berhadapan dengan kenyataan diri. Kalau pun tidak bisa mengetahui / memformulasikan apa masalahnya, maka berkonsultasi dengan pihak yang kompeten, seperti psikolog, akan sangat membantu memberikan petunjuk, arah dan bimbingan. Untuk sembuh dari shopaholic membutukan usaha dan ketekunan, kedisiplinan dan pengendalian diri. Selain itu, empati dari anggota keluarga dan penderita sangat membantu dalam mempercepat kesembuhan penderita. 
 

Sumber: http://www.e-psikologi.com/epsi/artikel_detail.asp?id=487 (downloaded 14/11/2012)

Friday, November 9, 2012

EVALUASI ALTERNATIF



Konsumen sering membuat keputusan berdasarkan pengaruh atau pada sikap secara keseluruhan terhadap merek atau untuk meminimalkan usaha atau emosi negatif.
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.

Konsep Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai.

Tiga tingkatan dalam pemecahan ini:
Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin. Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas). Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku. Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).

Aspek-aspek pemilihan keputusan:
Produk yang murah
Produk yang lebih mahal
Pembelian yang sering
Pembelian yang jarang
Keterlibatan rendah - Keterlibatan tinggi
Kelas produk dan merek kurang terkenal
Kelas produk dan merek terkenal
Pembelian dengan pertimbangan dan
Pembelian dengan pertimbangan
Pencarian yang kurang matang, dan pencarian intensif

Penentuan Alternatif Pilihan
Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi berisi dimensi atau atribut tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan criteria, keselamatan, kenyamana, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa criteria eveluasi yang umum adalah:

1.      Harga
Harga menentukan pemilihan alternatif. Konsumen cenderung akan memiliha harga yang murahuntuk suatu produk yang ia tahu spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indicator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.
2.      Nama Merek
Merek terbukti menjadi determinan penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai criteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.
3.      Negara asal
Negara dimana suatu produk dihasilkan menjadi pertimbangan penting dikalangan konsumen. negara asal sering mencitrakan kualitas produk. Konsumen mungkin sudah tidak meraguakan lagi kualitas produk elektronik dari Jepan. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.
4.      Saliensi kriteria evaluasi
Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa criteria evluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

      MENAFSIR ALTERNATIF PILIHAN
  
Jika Anda membeli komputer notebook, Anda mungkin akan membuat perbandinganlangsung seluruh merek pada fitur-fitur seperti harga, berat, dan kejelasan tampilan. Penilaian perbandingan ini mungkin tidak sepenuhnya akurat.

v  Akurasi penilaian individu
Penelitian menunjukkan individu yang biasanya tidak memperhatikan perbedaan yang relatif kecil antara merek atau perubahan atribut merek. Selain itu, kompleksitas banyak produk dan jasa serta fakta bahwa beberapa aspek kinerja dapat dinilai hanya setelah digunakan luas membuat perbandingan merek akurat sulit.
v  Penggunaan Indikator pengganti
      Secara umum, indikator pengganti beroperasi lebih kuat ketika konsumen tidak memiliki keahlian untuk membuat penilaian informasi sendiri, ketika konsumen motivasi atau kepentingan dalam keputusan rendah, dan ketika kualitas informasi terkait lainnya yang kurang
v  Pentingnya relatif dan Pengaruh Kriteria evaluatif
Pentingnya kriteria evaluatif bervariasi antara individu dan juga di dalam individu yang sama dari waktu ke waktu. Penggunaan situasi, konteks Kompetitif secara umum, efek iklan.
v  Kriteria evaluatif, Hukum Individu, dan Strategi Pemasaran    
Pemasar harus memahami kriteria evaluatif konsumen yang menggunakan produk mereka dan mengembangkan produk yang unggul pada fitur ini.Semua aspek dari komunikasi pemasaran harus mengkomunikasikan keunggulan produk. Pemasar juga harus mengenali dan bereaksi terhadap kemampuan individu untuk menilai kriteria evaluatif, serta kecenderungan mereka untuk menggunakan indikator pengganti

Menyeleksi Aturan Pengambilan Keputusan
Tingkat tinggi satu atribut tidak dapat mengimbangi tingkat rendah yang lain. keputusan disjungtif aturan dan kata penghubung dapat menghasilkan seperangkat alternatif yang bisa diterima, sedangkan sisanya aturan umumnya menghasilkan satu "terbaik" alternatif.



http://henzie26.blogspot.com/2010/03/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html