Pemilihan Model Asset
Pricing: Studi Empiris Emiten Non-Keuangan (from http://rowlandpasaribu.wordpress.com)
Abstract
The Capital Asset Pricing Model (CAPM) has dominated finance theory for
over thirty years; it suggests that the market beta alone is sufficient to
explain stock returns. However evidence shows that the cross-section of stock
returns cannot be described solely by the one-factor CAPM. Therefore, the idea
is to add other factors in order to complete the beta in explaining the price
movements in the stock exchange. The Arbitrage Pricing Theory (APT) has been
proposed as the first multifactor successor to the CAPM without being a real
success. Later, researchers support that average stock returns are related to
some fundamental factors such as size, book-to-market equity and momentum.
Alternative studies come as a response to the poor performance of the standard
CAPM. They argue that investors choose their portfolio by using not only the
first two moments but also the skewness and kurtosis. The main contribution of
this paper is comparison between the CAPM, the Fama and French asset pricing
model (TPFM) and the Four Factor Pricing Model (FFPM) adding the third and
fourth moments to calculate expected return of non-financial Indonesian listed firms.
The selection of the best model is based on the highest coefficient of
determination. The kurtosis-FFPM turned out to be the best model.
Kesimpulan
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui model asset pricing yang terbaik dari sembilan model
yang ada berdasarkan indikator koefisien determinasi guna mengestimasi tingkat
pengembalian saham yang diharapkan pada emiten saham non-keuangan di BEI
periode 2003-2006. Dalam hal menetapkan kinerja model yang terbaik untuk
mengestimasi biaya ekuitas, penelitian ini menggunakan dua pendekatan (kriteria
informasi dan kemampuan menjelaskan variasi) memberikan hasil hasil yang
bertolak belakang satu sama lain perihal penambahan moment ke dalam pembentukan
model asset pricing dengan pendekatan kriteria informasi model terbaik adalah
model CAPM empat moment (SCAPM). Berdasarkan kriteria koefisien
determinasi dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan model asset pricing 4 faktor memang lebih superior dibanding dua model lainnya (3 faktor dan 1
faktor) dilihat dari rata-rata koefisien determinasi agregate ataupun setiap portofolio yang terbentuk.
Bahkan semakin dipertegas setelah menambahkan faktor skewness dan kurtosis ke dalam model.
determinasi dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan model asset pricing 4 faktor memang lebih superior dibanding dua model lainnya (3 faktor dan 1
faktor) dilihat dari rata-rata koefisien determinasi agregate ataupun setiap portofolio yang terbentuk.
Bahkan semakin dipertegas setelah menambahkan faktor skewness dan kurtosis ke dalam model.
Sumber Jurnal:
http://rowlandpasaribu.wordpress.com/jurnalku/pemilihan-model-asset-pricing-studi-empiris-emiten-non-keuangan/
(7/4/2013 at 21:00 pm)
No comments:
Post a Comment