Friday, October 19, 2012

ONLINE SHOPPING



ONLINE SHOP, sampai sekarang masih menjadi fenomena dan masih sangat diminati banyak orang. Online shopping adalah kegiatan jual beli yang dilakukan melalui media internet . Seiring berkembangnya jaman dan teknologi, jadi memungkinkan untuk terjadinya transaksi jual beli yang tanpa harus bertemu antara pihak penjual dengan pihak pembelinya, cukup bertransaksi via internet saja bisa dilakukan.

Saya mau mengutip kalimat dari Yoris Sebastian - Chief Creative Officer OMG Consulting , yang berbunyi “Demam shopping online bukan hal baru, namun manfaat shopping online lebih praktis dan cepat. Apalagi saat ini ada istilah time more valuable than money.

Yaa, itu dia salah satu alasan orang lebih suka berbelanja online shop, karena mungkin tidak punya waktu untuk pergi dan berjalan-jalan dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari barang yang diinginkan atau dibutuhkan. Lebih praktis dan efisien dengan mem-browse internet atau berbelanja via online shop, berbelanja jadi lebih mudah, bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Dalam penggunaannya, kata toko online sendiri memiliki beberapa persamaan istilah, baik dalam bahasa Indonesia atau bahasa asing. Persamaan istilah toko online adalah web store, e-shop, toko maya, online shop, e-commerce, virtual shop, toko virtual, dan lain-lain, walau terkadang sebenarnya arti dari istilah-istilah itu sedikit berbeda. 

Hampir semua barang dijual di online shop, dari mulai baju, makanan, kosmetik wanita, accesories, sepatu, handphone, tas, buku, kendaraan, merchandise, elektronik, kupon (voucher) trip wisata atau menikmati layanan salon, restaurant, dan sebagainya, dll-nya masih banyak lagi.
Online shop juga bisa diartikan berbelanja dengan berbasis kepercayaan. Dimana pihak penjual dan konsumen sangat mengharapkan kejujuran pihak lawannya. Penjual mengharapkan konsumen dapat melakukan pembayaran sesuai ketetapannya, dan konsumen juga mengharapkan si penjual untuk mengirimkan barang yang dibeli sesuai dengan gambar dan deskripsi yang diberikan. 

Sistem online shop berbeda dengan sistem “pasar” yang sebenarnya, yang dimana “pasar” sebenarnya berprinsip “ada barang ada uang”, tapi kalau via online shop harus melakukan pembayaran (biasanya melalui transfer) lalu masih harus menunggu beberapa hari dulu baru barang sampai di tangan. Karena melakukan pembayaran dulu baru mendapat barang, nah biasanya konsumen yang baru sekali melakukan pembelian di online shop tertentu, merasa was-was apakah online shop yang  ingin dituju ini jujur ataukah tidak. Oleh karena itu, konsumen harus berhati-hati dan harus mencari tahu dulu sebelumnya dengan membaca review-review terhadap online shop tersebut.

Pembayaran biasanya dilakukan dengan transfer nominalnya ke rekening penjual, lalu biasanya juga si penjual meminta konsumen untuk mengirimkan bukti transfernya, baru setelah itu akan dilakukan proses pengiriman barang. Ada juga yang pembayarannya dengan COD ( Cash On Delivery), pembayaran seperti ini dilakukan jika daerah si penjual dengan konsumen berdekatan, sehingga memungkinkan mereka untuk bertemu di suatu tempat yang disepakati untuk menyelesaikan transaksinya.

Saya pribadi sudah sering berbelanja via online shop. Online shopnya ada yang dari web store, kebanyakan dari jejaring sosial seperti Facebook, Twitter, dan Blackberry Messanger (BBM). Biasanya niatan berbelanja itu muncul saat saya sedang iseng membuka Facebook atau Twitter, lalu melihat page online shop yang baru saja mengupload foto koleksi-koleksi terbarunya, kalau ada yang disuka dan harganya sesuai yaa saya beli :D Tapi, saya cari tahu dulu identitas online shop tersebut, lalu cari tahu juga pelayanannya bagaimana dengan membaca komentar-komentar di wall atau timeline-nya, kalau banyak komentar yang bagus-bagus berarti pelayanannya bagus dan terpercaya, barulah saya melakukan pembelian.

Dari beberapa online shop yang pernah saya berbelanja disitu, ada salah satu online shop yang memuaskan, dari pelayanannya, pengirimannya yang cepat, dan barangnya yang benar-benar sesuai gambar dan deskripsi yang diberikan, kalau belanja disitu saya tidak perlu merasa ragu lagi, karena sudah beberapa kali membeli disitu dan benar-benar selalu memuaskan.
Pernah juga (baru beberapa minggu yang lalu) saya berbelanja di sebuah online shop (di Facebook), dimana disitu responnya sangat lambat. Akhirnya, saya memutuskan untuk meng-invite pin bb-nya, agar lebih mudah dan cepat berkomunikasi. Awalnya responnya baik dan cepat, sebelum membeli outfit yang saya sukai, waktu itu saya bertanya juga detail size dan warna yang tersedia, lalu dia memberikan deskripsi yang sesuai dengan keinginan saya, sehingga saya jadi memutuskan untuk membeli. Setelah transfer, kirim bukti transfer, dia bilang akan mengirim barangnya sore itu juga dan katanya barang akan sampai 3-4 hari ke depan.

Di hari ke-5, ternyata barang belum sampai juga, saya bertanya ke olshop tersebut dan meminta nomer resi pengirimannya (waktu itu via JNE). Tapi, olshop tersebut tidak ada respon sama sekali, besoknya saya tanyakan kembali, tapi olshop tersebut malah berkelit dengan bilang bahwa sudah mengirimkan nomer resinya kemarin, padahal nyatanya belum ada. Saya terus tanyakan sampai di hari ke-7 barulah dia memberikan nomer resinya, saya langsung check, tapi ternyata untuk nomer resi tersebut “data tidak ditemukan”. Saya kembali tanyakan, dan jawaban dari dia memang web tersebut suka tidak mengupdate nomer resi yang masuk. Karena bosan dan capek, saya sudah berpikir untuk mengikhlaskan saja uang yang sudah saya transfer, dan tidak mau menghubungi olshop tersebut. Ternyata di hari ke-10, barang kiriman dari olshop tersebut sampai, dan barang yang dikirim tidak sesuai dengan deskripsi yang diberikan. SANGAT MENGECEWAKAN!

Beberapa hari yang lalu, saya membaca komentar dari seseorang di page olshop tersebut, yang complain bahwa barangnya sudah 3 minggu belum sampai dan sama sekali tidak ada respon dari olshop tersebut. Ternyata bukan saya saja yang kecewa dengan pelayanan olshop tersebut, tapi juga (mungkin) banyak orang yang tertipu. Oleh karena itu, sebaiknya berhati-hati dan jeli sebelum melakukan pembelian via online shop. And, enjoy shopping!




IMPULSE BUYING



Impulse Buying, menurut saya adalah dorongan belanja atau belanja yang tidak direncanakan atau bisa dibilang dadakan. Hal ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Misalkan, pada saat sedang berada di pusat perbelanjaan atau mall, lalu melihat suatu barang bagus dan pada saat itu juga langsung tertarik, dan membelinya. Dapat dilihat bahwa impulse buying ini terjadi secara reflek, spontan, dan otomatis, karena adanya ketertarikan langsung konsumen terhadap suatu produk yang dilihatnya secara tidak disengaja. Impulse buying juga bisa terjadi saat sedang melihat iklan di televisi, atau melihat selebaran brosur, atau billboard di pinggir jalan, yang menawarkan suatu produk, konsumen yang melihatnya langsung tertarik untuk membelinya.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Nielsen, ternyata 85% pembelanja di ritel modern Indonesia cenderung untuk berbelanja sesuatu yang tidak direncanakan. Ini dapat dilihat pada grafik, di mana 61% konsumen biasanya memang merencanakanmembeli sesuatu sehingga mereka datang ke ritel. Namun demikian, mereka kadang-kadang juga membeli sesuatu yang lain. Artinya, mereka juga melakukan pembelian yangdirencanakan. Sebanyak 13% konsumen selalu membeli sesuatu yang lain, dan bahkan10% benar-benar tidak merencanakan untuk membeli.Memang wajar jika seorang konsumen datang ke supermarket atau hypermarket karena dorongan untuk membeli sesuatu. Namun kebiasaan membeli tanpa perencanaanselalu hinggap di benak konsumen pada saat masuk ke ritel tersebut.

Impulse buying bukan hanya terjadi di konsumen Indonesia, tetapi juga di banyak negara. Namun dari sebuah observasi, ternyata diketahui bahwa kecenderungan melakukan impulse buying terbesar yaitu di negara-negara kawasan Asia Selatan dan Asia Tenggara.

Impulse buying bisa disebabkan oleh beberapa faktor dibawah ini:

1.      Display / tampilan/ merchandising/ signage
Saat konsumen hendak membayar belanjaannya di kasir, lalu di dekat-dekat kasir ada misalkan permen, cokelat, majalah, dengan harga yang terjangkau
2.      Latah atau ikut-ikutan
Melihat ada orang yang mengambil suatu barang tertentu, yang si konsumen beranggapan produk tersebut dapat mempercantik penampilannya. Atau bisa juga saat ada kerumunan orang-orang yang memperebutkan suatu produk tertentu, karena mungkin sedang ditawarkan dengan harga yang lebih murah, padahal si konsumen itu tidak membutuhkan produk tersebut, atau bahkan mungkin sebenarnya stock produk tersebut masih banyak di rumahnya.
3.      Rayuan Sales Promotion Girl
Sebenarnya konsumen tidak mau membeli, tapi karena “dirayu” oleh sales promotionnya, bisa saja jadi tergoda untuk melakukan pembelian, atau bisa juga karena kasian dan merasa tidak enak untuk menolak sales promotion tersebut.

Jenis impulse buying:

  1. Reminder impulse buying , yakni terjadi pada saat konsumen di toko, melihat   produk dan kemudian membuatnya mengingat sesuatu akan produk tersebut. Bisa jadi dia ingat iklannya atau rekomendasi orang lain.
  2. Pure impulse buying , terjadi ketika si konsumen benar-benar tidak merencanakanapa pun untuk membeli.
  3. Suggested impulse buying, dimana si pembelanja diperkenalkan produk tersebutmelalui in-store promotion.
  4. Planned impulse buying, dimana si konsumen sebenarnya memiliki rencana,namun keputusan membelinya tergantung pada harga dan merek di toko tersebut.

Nah, sekian pembahasan singkat dari saya. Kesimpulannya, sebenarnya tidak ada yang salah dengan impulse buying, hanya saja jangan sampai justru lupa untuk membeli apa yang dibutuhkan, karena uangnya keburu habis untuk membeli apa yang diinginkan (tidak dibutuhkan) ;)