Tuesday, January 15, 2013

PENGARUH INTERAKSI INDIVIDU TERHADAP GAYA HIDUP


PENGERTIAN INTERAKSI

Interaksi adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi, ada aksi dan ada reaksi, pelakunya lebih dari satu, individu dan individu, individu dan kelompok, kelompok dan kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial, sehingga bisa menghasilkan perubahan-perubahan sikap dan perilakubagi para pelakunya.

Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Menurut Charles P. Loomis, interaksi social memiliki 4 (empat) ciri pokok yaittu :
a.    Jumlah pelakunya lebih dari satu orang.
b.    Ada komunikasi dua arah antar pelakunya.
c.    Ada dimensi waktu (masa lalu, masa sekarang dan masa akan datang).
d.    Ada tujuan tertentu yang ingin dicapai sebagai hasil interaksi.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi 5 (lima) factor yaitu: Imitasi, Sugesti, Identifikasi, Simpati Dan Empati.
Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai.
Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.

Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya.  Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.

Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif  Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll).

INDIVIDU

Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
 
Menurut pendapat Dr. A. Lysen kata individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan sebagai suatu kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan.Jadi, indivudu merupakan manusia perseorangan atau suatu makhluk yang sebagai kesatuan terbatas.

Contoh interaksi antar individu: 
1.Yakni suatu kejadian dimana Individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan kepada individu lainnya.
2. Contoh : orang sedang bercakap-cakap, seorang guru yang memarahi murid yang terlambat.
 
SUMBER: http://bkintheschool.blogspot.com/2012/04/interaksiantar-individu-dan-antar.html
http://ilmu27.blogspot.com/2012/09/makalah-interaksi.html
(downloaded: 15 Januari 2013)

Friday, January 11, 2013

PENGARUH SITUASI



Faktor situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu
Kemunculanya terpisah dari diri produk maupun konsumen ( Asseal, 1998).
Sedangkan menurut belik (1975), mendefinisikan situasi sebagai semua faktor yang utama terhadap tmpat dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang (intra individu) dan stimulasi (alternative pilihan) dan memiliki bukti dan pengaruh sistematis pada perilaku saat itu.
 
Lain halnya dengan wilkie (1990) pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yg tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau merk yang dipasarkan, penelitian telah menemukan bahwa faktor situasional mempengaruhi pilihan konsumen dengan mengubah kemungkinan pemilihan berbagai alternative ( kolm,Monroe,dan Glazer, 1987, dalam titus dan Ernett, 1996 ).
 
Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek (Engel, et.al ,1994) . Situasi Konsumen adalan faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu ( Mowen dan Minor 1998).
 
Pengaruh situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek. Situasi konsumen adalah faktor lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada waktu tertentu dan tempat tertentu.
 
FAKTOR – FAKTOR SITUASI KONSUMEN
 
Pengaruh situasional dalam konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti:
  •       Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi,
  •          Mempengaruhi tindakan konsumen sperti prilaku pembelian dan,
  •      Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang.
     Jenis-jenis situasi konsumen:

1. SITUASI KOMUNIKASI
Situasi Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi atau melakukan komunikasi. Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :

  •      Komunikasi Lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga.
  •      Komunikasi non pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah,
    poster, billboard, brosur, leaflet dsb.
  •      Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promos penjualan, pengumuman di rak dan di depan took. 
2. SITUASI PEMBELIAN
Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
 
3. SITUASI PEMAKAIAN
Situasi Pemakaian disebut juga situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Misal: Konsumen Muslim sering memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan. Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya, dan jarang digunakan untuk pergi bekerja Para Produsen sering menggunakan konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian untuk santai dan berolahraga.
 
MENDEFINISIKAN SITUASI

Sebuah kondisi penting yang harus dipenuhi untuk memungkinkan kemajuan dalam penelitian situasional merupakan definisi konseptual yang memadai dari fenomena tersebut.

Penelitian ini mengadopsi pandangan umum situasi sebagai sesuatu di luar kecenderungan dasar dan karakteristik individu, namun di luar karakteristik dari objek stimulus untuk bertindak uponsituation kemudian dapat didefinisikan sebagai semua faktor-faktor tertentu pada suatu waktu dan tempat observasi yang melakukan tidak mengikuti dari pengetahuan tentang pribadi (intra-individual) dan stimulus (alternatif pilihan) atribut, dan yang memiliki efek nyata dan sistematis pada perilaku saat ini.

Hansen (1972) menyimpulkan: “Secara keseluruhan, bagaimana aktor merasakan situasi yang sama pentingnya dengan unsur-unsur yang sebenarnya ditemukan di lingkungan fisik”.

Di sisi lain, Barker (1968) dan rekan-rekannya telah mengembangkan teori “pengaturan perilaku” yang memungkinkan spesifikasi situasi hanya berdasarkan karakteristik fisik dan pola perilaku yang dapat diamati, tanpa mempertimbangkan faktor internal.

Berikut ini adalah 5 karakteristik situasi pembelian :
1. Lingkungan Fisik
·         Sarana fisik yang menggambarkan situasi konsumen yang meliputi: lokasi, dekorasi, aroma, cahaya, cuaca dan objek fisik lainnya yang ada di sekeliling konsumen
2. Lingkungan Sosial
·         Kehadiran dan ketidakhadiran orang lain pada situasi tersebut.
3. Waktu
·         Waktu atau saat perilaku muncul (jam, hari, musim libur, bulan puasa, tahun baru). Waktu mungkin diukur secara subjektif berdasarkan situasi konsumen, misal kapan terakhir kali membeli biskuit. Arti kapan terakhir kali akan berbeda antar konsumen.
4. Tujuan
·         Tujuan yang ingin dicapai pada suatu situasi. Konsumen yang belanja untuk hadiah akan menghadapi situasi berbeda dibandingkan belanja untuk kebutuhan sendiri.
5. Suasana Hati
·         Suasana hati atau kondisi jiwa sesaat (misalnya perasaan khawatir, tergesagesa, sedih, marah) yang dibawa pada suatu situasi.
 
Berikut ini adalah beberapa situasi yang dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli suatu barang :  
1. Situasi Pembelian adalah lingkungan atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian. 
2. Situasi Pemakaian adalah situasi penggunaan produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen seringkali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi.
 
 
 
SUMBER: http://blogdeee.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html
http://virgikastamasoar.blogspot.com/2011/10/pengaruh-situasi.html
(downloaded: 11 Januari 2013)
 

TAHAP SIKLUS HIDUP KELUARGA (FAMILY LIFE CIRCLE)


Keluarga adalah sistem sosial yang unik. Cara masuk ke dalam sistem ini adalah melalui kelahiran, pengadopsian, pengangkatan, pernikahan. Memutuskan seluruh koneksi kekeluargaan adalah hal yang mustahil. Anggota keluarga juga biasanya memiliki peran tertentu. Hubungan antar anggota keluarga merupakan hal yang paling penting dan tidak tergantikan. Saat ini pendefinisian keluarga secara tradisional mendapat tantangan. Maraknya orang tua tunggal, perceraian, perpisahan dan pernikahan kembali membuat struktur tradisional mengalami perkembangan.
Namun penelitian memperlihatkan bahwa siklus hidup sebuah keluarga yang paling menguntungkan adalah model keluarga tradisional, dan model yang lain dianggap sebagai deviasi dari norma ini (Carter & McGoldrick, 1999..Melihat dari pembahasan diatas penulis ingin mengkaji lebih lagi mengenai Psikologi perkembangan keluarga.

Sebagai suatu sistem sosial, keluarga merupakan subsistem dari sistem-sistem yang lebih luas, yakni lingkungan tetangga, komunitas, dan masyarakat yang lebih besar (Bronferenbrenner,1979). keluarga merupakan suatu sistem sosial yang terbuka, karena itu sistem-sistem sosial yang ada diluar keluarga sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga, baik pengaruh terhadap struktur keluarga maupun pola interaksi yang berlangsung di dalamnya. Bagaimana bentuk struktur keluarga, apakah ia tradisional atau inovatif, adaptif atau maladaptif, efisien atau mengalami konflik, sangat bergantung pada bagaimana tingkat adaptabilitas keluarga. Oleh karena itu, semua anggota keluarga harus berupaya untuk menyesuaikan diri dan menata dirinya sendiri agar keluarga bisa berfungsi sebagai suatu kelompok yang stabil dan fungsional.

Keluarga berkembang mengikuti sebuah siklus. Meskipun setiap keluarga memiliki riwayat yang unik dalam mengalami setiap tahap perkembangannya, semua keluarga dianggap sebagai contoh dari seluruh pola normatif dan mengikuti urut-urutan perkembangan yang universal.
Dalam setiap tahap perkembangan ada tugas-tugas yang harus dicapai. Tugas-tugas perkembangan keluarga adalah tanggung jawab yang harus dicapai oleh keluarga selama setiap tahap perkembangannya sehingga dapat memenuhi kebutuhan afektif, sosial, perawatan kesehatan, reproduksi, dan ekonomi dalam keluarga.

Menurut Duval (Niacholas 1984) ada 8 tingkat/siklus perkembangan keluarga
  1. Tahap I, Keluarga pemula (pasangan pada tahap pernikahan)
  2. Tahap II,Keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi-30 bln).
  3. Tahap III, Keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berusia 2-6 tahun).
  4. Tahap IV, Keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua berumur 6-13 tahun)
  5. Tahap V, Keluarga dengan anak remaja (anak tertua berumur 13-20 tahun).
  6. Tahap VI, Keluarga melepas anak usia dewasa muda (anak yang meninggalkan rumah).
  7. Tahap VII, Orangtua usia pertengahan (pensiunan).
  8. Tahap VIII, Keluarga dalam masa pensiun dan lansia
Menurut Carter & McGoldrik ada 6 tingkat perkembangan keluarga


1. Keluarga antara: dewasa muda, belum menikah.
2. Penyatuan keluarga dengan pernikahan (pasangan baru menikah).
3. Keluarga dengan anak kecil (bayi-usia sekolah).
4. Keluarga dengan anak remaja.
5. Keluarga melepaskan anak dan pindah.
6. Keluarga dalam kehidupan terakhir. Tidak ada tahap yang diidentifikasi.

Menurut Carter dan McGoldrik 1985 mengatakan sistem keluarga sekurang-kurangya tiga generasi:
  1. Kakek-nenek
  2. Ayah-ibu
  3. Anak-anak
 
SUMBER: http://bukunnq.wordpress.com/psikologi-perkembangan-keluarga/
http://beldashani.blogspot.com/2010/08/tahap-tahap-siklus-kehidupan-keluarga-1.html
(downloaded 11 Januari 2013)

KELOMPOK REFERENSI


Kelompok referensi disebut juga sebagai acuan.Kelompok referensi merupakan sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi perilaku seorang secara langsung atau tidak langsung.Kelompok referensi ini berguna sebagai referensi seseorang dalam pengambilan keputusandan sebagai dasar pembandingan bagi seseorang dalam membentuk nilai dan sikap umum / khusus atau pedoman khusus bagi perilaku.

Menurut Sumarwan (2003,p.250)  menyatakan kelompok referensi (preference group) adalah seorang individu atau sekelompok orang yang secara nyata mempengaruhi seseorang.

Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2000), kelompok referensi sebagai kelompok yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
Pada awalnya kelompok acuan dibatasi secara sempit dan hanya mencakup kelompok-kelompok dengan siapa individu berinteraksi secara langsung (keluarga dan teman-teman akrab). Tetapi konsep ini secara berangsur-angsur telah diperluas mencakup pengaruh perorangan atau kelompok secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok acuan tidak langsung terdiri dari orang-orang atau kelompok yang masing-masing tidak mempunyai kontak langsung, seperti para bintang film, pahlawan olahraga, pemimpin politik, tokoh TV, ataupun orang yang berpakain baik dan kelihatan menarik di sudut jalan (Schiffman, Leon G. and Kanuk, Leslie Lazar, 2000).

Referensi berdasar pengelompokannya yaitu:
1. Menurut intensitas interaksi dan kedekatannya
  • Kelompok primer
  • Kelompok sekunder
2. Menurut legalitas keberadaan
  • Kelompok formal
  • Kelompok informal
3. Menurut status keanggotaan dan pengaruh

  • Kelompok aspirasi
  • Kelompok disosiasi
  • Primary / secondary
  • Membership
Jenis kelompok referensi menurut Sumarwan(2003,p.253) berdasarkan posisi dan fungsinya.
  1. Kelompok Formal, yaitu kelompok yang memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya terdaftar secara resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dll.
  2. Kelompok Informal, yaitu kelompok yang tidak memiliki struktur organisasi secara tertulis dan keanggotaannya tidak terdaftar secara resmi. Contohnya, kelompok bermain futsal, kelompok arisan dll.
  3. Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang memperlihatkan keinginan untuk mengikuti norma,nilai,maupun perilaku dari orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok referensinya, atau antar anggota aspirasi tidak harus menjadi anggota kelompok referensinya dan saling berkomunikasi. Contoh, anak-anak muda yang mengikuti gaya berpakaian para selebriti Korea atau Amerika.
  4. Kelompok Disosiasi, yaitu seseorang atau kelompok yang berusaha menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.

Untuk dapat mempunyai pengaruh tersebut, kelompok rujukan harus melakukan hal – hal berikut ini :
  • Memberitahukan  atau  mengusahakan agar orang menyadari adanya suatu produk / merk khusus
  • Memberikan  kesempatan pada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok
  • Mempengaruhi  individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok
  • Membenarkan  keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok

Untuk mendorong timbulnya conformity maka kelompok referensi harus melakukan hal-hal sebagai berikut :
  1. Memberitahukan atau mengusahakan agar orang menyadari adanya sesuatu produk menarik atau merek yang khusus.
  2. Memberikan kesempatan kepada individu untuk membandingkan pemikirannya sendiri dengan sikap dan perilaku kelompok
  3. Mempengaruhi individu untuk mengambil sikap dan perilaku yang sesuai dengan norma-norma kelompok.
  4. Membenarkan keputusan untuk memakai produk-produk yang sama dengan kelompok


SUMBER:  http://titayulianita.wordpress.com/2011/07/05/bab-8-pengertian-kelompok-referensi/
http://blog.ub.ac.id/rullykusumawardani/2012/05/30/tugas-5-perilaku-konsumen-kelompok-acuan-kelas-sosial-dan-budaya/
(downloaded: 11 Januari 2013)

KELAS SOSIAL

Kelas sosial adalah serangkaian konsep dalam ilmu-ilmu sosial dan teori politik berpusat pada model stratifikasi sosial di mana seseorang dikelompokkan ke dalam seperangkat kategori sosial hirarkis.Kelas adalah obyek penting dari analisis untuk sosiolog, ilmuwan politik, antropolog dan sejarawan sosial. Namun, tidak ada konsensus mengenai definisi terbaik dari "kelas" panjang, dan istilah memiliki makna kontekstual yang berbeda.

Dalam bahasa umum, "kelas sosial", merupakan istilah yang biasanya identik dengan "kelas sosial-ekonomi," didefinisikan sebagai: "orang yang memiliki status sosial, ekonomi, atau pendidikan yang sama," misalnya, "kelas pekerja"; "bermunculan profesional kelas ".

Kelas sosial didefinisikan sebagai suatu strata ( lapisan ) orang-orang yang berkedudukan sama dalam kontinum ( rangkaian kesatuan ) status sosial. Definisi ini memberitahukan bahwa dalam masyarakat terdapat orang-orang yang secara sendidi-sendidi atau bersama-sama memiliki kedudukan social yang kurang lebih sama. Mereka yang memiliki kedudukan kurang lebih sama akan berada pada suatu lapisan yang kurang lebih sama pula.

Kelas sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka. Aspek hierarkis kelas sosial penting bagi para pemasar. Para konsumen membeli berbagai produk tertentu karena produk-produk ini disukai oleh anggota kelas sosial mereka sendiri maupun kelas yang lebih tinggi, dan para konsumen mungkin menghindari berbagai produk lain karena mereka merasa produk-produk tersebut adalah produk-produk “kelas yang lebih rendah”.

Pendekatan yang sistematis untuk mengukur kelas sosial tercakup dalam berbagai kategori yang luas berikut ini: ukuran subjektif, ukuran reputasi, dan ukuran objektif dari kelas sosial. Peneliti konsumen telah menemukan bukti bahwa di setiap kelas sosial, ada faktor-faktor gaya hidup tertentu ( kepercayaan, sikap, kegiatan, dan perilaku bersama ) yang cenderung membedakan anggota setiap kelas dari anggota kelas sosial lainnya.

Para individu dapat berpindah ke atas maupun ke bawah dalam kedudukan kelas sosial dari kedudukan kelas yang disandang oleh orang tua mereka. Yang paling umum dipikirkan oleh orang-orang adalah gerakan naik karena tersedianya pendidikan bebas dan berbagai peluang untuk mengembangkan dan memajukan diri.

Dengan mengenal bahwa para individu sering menginginkan gaya hidup dan barang-barang yang dinikmati para anggota kelas sosial yang lebih tinggi maka para pemasar sering memasukkan simbol-simbol keanggotaan kelas yang lebih tinggi, baik sebagai produk maupun sebagai hiasan dalam iklan yang ditargetkan pada audiens kelas sosial yang lebih rendah.


SUMBER: http://id.shvoong.com/social-sciences/sociology/2308738-pengertian-kelas-sosial/
http://adulchuletta.blogspot.com/2009/12/kelas-sosial-dan-status.html
(downloaded 11 Januari 2013)