Papaaa...
18 Mei 2015 adalah tahun pertama yang (akan) dilalui berbeda dengan 18 Mei setiap tahun-tahun yang lalu.. Karena Papa ga akan pernah merayakan ulang tahun bersama kami lagi keluargamu di rumahmu. Tapi Papa merayakannya bersama BAPA di rumah-Nya.
Biasanya kami selalu membelikanmu kue ulang tahun dengan kado sederhana, yang sangat tidak ada apa-apanya dengan perjuanganmu sebagai seorang kepala keluarga yang bijaksana dan bertanggungjawab untuk istri dan anak-anaknya, tapi Papa sangat senang dan berterima kasih atas pemberian dan perhatian dari anak-anaknya.
Biasanya kami selalu membelikanmu kue ulang tahun dengan kado sederhana, yang sangat tidak ada apa-apanya dengan perjuanganmu sebagai seorang kepala keluarga yang bijaksana dan bertanggungjawab untuk istri dan anak-anaknya, tapi Papa sangat senang dan berterima kasih atas pemberian dan perhatian dari anak-anaknya.
Masih terekam jelas 18 Mei tahun lalu, yang ga lain ternyata adalah perayaan ulang tahunmu terakhir di dunia ini bersama keluarga terkasihmu. Ulang tahun yang cukup berbeda karena sedikit mengejutkanmu saat bangun pagi keluar dari kamar, kami telah siap berdiri, menyanyikan lagu "Happy birthday", dengan kue dan lilin yang siap untuk Papa tiup. Sebelum tiup lilin, seperti ritual biasanya yaitu make a wish atau berdoa dalam hati, entah apa harapan dalam doamu, hingga tidak disadari ternyata itulah ritual tiup lilin terakhirmu.
Papa, kami tau engkau telah sangat senang di Sorga sana, hingga untuk menemui kami yang hanya walau dalam mimpi saja pun tak pernah. Ah. Tapi tak apa, yang penting sudah tiada lagi kesusahan, kesakitan, ataupun duka lainnya yang engkau rasakan, yang ada hanyalah sukacita yang kekal. Amin.
Tinggalah kami disini, di rumah yang engkau tinggalkan, dengan sejuta kenangan yang ada, dengan ribuan kebingungan yang tersisa, dan duka yang masih saja akan selalu menyelimuti karena kepergianmu.
Kekhawatiran dan kebingungan seringkali menghampiri kami sepeninggalmu, terlebih saat melihat Mama yang masih sangat sering menangis dan kesepian tanpa Papa, tapi untungnya kami selalu sadar dan diingatkan bahwa kami masih dan akan selalu punya Bapa yang jauuh lebih punya kuasa hebat, yang telah berhasil menciptakan seorang Papa yang hebat dan penuh teladan di tengah-tengah keluarga kami.
We'll always miss you, Papa...
No comments:
Post a Comment